LAILI ALAWIYATUL FAUZIYAH
1401016023
JENIS-JENIS
PSIKOSIS
Ada beberapa jenis-jenis psikosis. Secara
umum, psikosis dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan faktor penyebabnya,
yaitu psikosis organik, yang disebabkan oleh faktor oganik dan psikosis fungsional, yang terjadi karena
faktor kejiwaan. Kedua jenis psikosis
dan yang termasuk di dalamnya diuraikan berikut ini :
1. Psikosis organik
Psikosis organik adalah penyakit jiwa yang
disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau organik, yaitu pada fungsi jaringan
otak, sehingga penderita mengalamai inkompeten secara sosial, tidak mampu
bertanggung jawab, dan gagal dalam menyesuaikan diri terhadap realitas.
Psikosis organis dibedakan menjadi beberapa jenis dengan sebutan atau nama
mengacu pada faktor penyabab terjadinya.
Jenis psikosis yang
tergolong psikosis organik adalah sebagai berikut.
- Alcoholic psychosis, terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat terlalu banyak minum minuman keras.
- Drug psychose atau psikosis akibat obat-obat terlarang (mariyuana, LSD, kokain, sabu-sabu, dst).
- Traumatic psychosis, yaitu psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena kena pukul, tertembak, kecelakaan, dst.
- Dementia paralytica, yaitu psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan kerusakan sel-sel otak.
2. Psikosis fungsional
Psikosis fungsional merupakan penyakit jiwa
secara fungsional yang bersifat nonorganik, yang ditandai dengan disintegrasi
kepribadian dan ketidak mampuan
dalam melakukan penyesuaian sosial.
Psikosis jenis inidibedakan menjadi
beberapa , yaitu: schizophrenia, psikosis mania- depresif, dan psikosis
paranoid (Kartini Kartono, 1993).
a.
Schizophrenia
Arti sebenarnya dari Schizophrenia adalah
kepribadian yang terbelah (split of personality). Sebutan ini diberikan
berdasarkan gejala yang paling menonjol dari penyakit ini, yaitu adanya jiwa
yang terpecah belah. Antara pikiran, perasaan, dan perbuatan terjadi
disharmoni.
Gejala-gejala schizophrenia (Singgih Dirgagunarsa, 1998)
- Kontak dengan realitas tidak ada lagi, penderita lebih banyak hidup dalam dunia khayal sendiri, dan berbicara serta bertingkah laku sesuai dengan khayalannya, sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.
- Karena tidak ada kontak dengan realitas, maka logikanya tidak berfungsi sehingga isi pembeicaraan penderita sukar untuk diikuti karena meloncat-loncat (inkoheren) dan seringkali muncul kata-kata aneh yang hanya dapat dimengerti oleh penderita sendiri.
- Pikiran, ucapan, dan perbuatannya tidak sejalan, ketiga aspek kejiwaan ini pada penderita schizophrenia dapat berjalan sendiri-sendiri, sehingga ia dapat menceritakan kejadian yang menyedihkan sambil tertawa.
- Sehubungan dengan pikiran yang sangat berorientasi pada khayalannya sendiri, timbul delusi atau waham pada penderita schizophrenia (bisa waham kejaran dan kebesaran).
- Halusinasi sering dialami pula oleh penderita schizophrenia.
Faktor penyebab terjadinya schizophrenia
Pendapat para
ahlimengenai factor penyebab schizophrenia
ada bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa penyakit ini merupakan
keturunan. Ada pula yang menyatakan bahwa schizophrenia terjadi gangguan
endokrin dan metabolisme. Sedangkan pendapat yang berkembang dewasa ini adalah
bahwa penyakit jiwa ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain keturunan,
pola asuh yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, dan penyakit lain yang belum
diketahui (W.F. Maramis, 2005).
b.
Psikosis mania-depresif
Psikosis mania-depresif merupakan kekalutan
mental yang berat, yang berbentuk gangguan emosi yang ekstrim, yaitu
berubah-ubahnya kegembiraan yang
berlebihan (mania) menjadi kesedihan yang sangat mendalam (depresi) dan
sebaliknya dan seterusnya.
Gejala-gejala psikosis mania-depresif
- Gejala-gejala mania antara lain: euphoria (kegembiraan secara berlebihan; waham kebesaran; hiperaktivitas; pikiran melayang.
- Gejala-gejala depresif antara lain: kecemasan; pesimis; hipoaktivitas; insomnia; anorexia.
Faktor penyebab psikosis mania-depresif
Psikosis mania-depresif disebabkan oleh
faktor yang berhubungan dengandua gejala utama penyakit ini, yaitu mania dan
depresi. Aspek mania terjadi akibat dari usaha untuk melupakan kesedihan dan
kekecewaan hidup dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang sangat berlebihan.
Sedangkan aspek depresinya terjadi karena adanya penyesalan yang berlebihan.
c.
Psikosis paranoid
Psikosis paranoid merupakan penyakit jiwa
yang serius yang ditandai dengan banyak delusi atau waham yang
disistematisasikan dan ide-ide yang salah yang bersifat menetap. Istilah
paranoid dipergunakan pertama kali oleh Kahlbaum pada tahun 1863, untuk
menunjukkan suatu kecurigaan dan kebesaran yang berlebihan (W.,F. Maramis,
2005).
Gejala-gejala psikosis paranoid
- Sistem waham yang kaku, kukuh dan sistematis, terutama waham kejaran dan kebesaran baik sendiri-sendiri maupun bercampur aduk
- Pikirannya dikuasai ole hide-ide yang salah, kaku, dan paksaan.Mudah timbul rasa curiga .
Faktor penyebab psikosis paranoid
Faktor-faktor yangdapat menyebabkan
psikosis paranoid (Kartini Kartono, 1999), antara lain:
- Kebiasaan berpikir yang salah;
- Terlalu sensitif dan seringkali dihinggapi rasa curiga;
- Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence);
- Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks inferioritas.
Komentar
Posting Komentar